BUDAYA BIROKASI DI INDONESIA
Dwi
krusita yanti 192020100108
Birokrasi
mempunyai arti bureau + cratie atau sistem struktur manajemen pemerintahan
negara atau administrasi besar atau organisasi sesuai dengan kebutuhan atau
keinginan yang kompleks yang ditandai dengan otoritas hirarkis di antara banyak
kantor dengan prosedur yang tetap.
Budaya
birokrasi di Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang panjang. Dimulai
dari zaman kerajaan-kerajaan tradisional, dilanjutkan dengan zaman kolonial dan
zaman pergerakkan sampai zaman revolusi. Birokrasi memiliki peran yang penting
dalam mejalankan roda pemerintahan negara.
Mengutip
pernyataan Heather Sutherland dari buku terbentuknya sebuah elite birokrasi
1983 mengemukakan bahwa budaya yang dominan dalam birokrasi di Indonesia adalah
budaya paternialisme yang sudah ada sejak zaman penjajahan kolonial hingga saat
ini dan masih saja melekat serta sangat sulit untuk dihilangkan dari birokrasi
di negara Indonesia. Menurut Cheng (2004) budaya peternialisme ini di ibaratkan
seperti halnya elite lembaga pemerintahan yang menjadi poros dalam memproduksi
dan menetapkan kebijakan yang kemudian seorang aparat bawahan sulit untuk melakukan
suatu penolakan mengenai suatu
ide
atau gagasan dari pimpinan. Apabila penolakan ide yang dilakukan bawahan kepada
pimpinan dilakukan secara terbuka, maka dapat
membuka konflik diantara pimpinan dengan bawahannya.
Untuk
itu dalam melaksanakan birokrasi kita harus berpatokan dengan konsep birokrasi yang
sesuai dengan budaya Indonesia yaitu diantaranya Konsep Birokrasi Ideal Max
Weber (Dalam Herbani Pasolong (2010; 72)
Ada 7 konsep birokrasi yaitu :
a. Specialisasi
Pekerjaan, dilakukan secara sederhana dan rutinitas.
b. Hierarki
kewenangan yang jelas, Jabatan yang lebih rendah dibawah kontrol Jabatan
atasanya.
c. Formalisasi
yang tinggi, Anggota harus memiliki kualifikasi dari hasil seleksi (Pelatihan,
pendidikan atau latihan formal).
d. Pengambilan
keputusan berdasakan kemampuan didalam penempatan pegawai atau Placement
process.
e. Bersifat
tidak Pribadi, Sanksi diterapkan secara seragam (Impersonalitas).
f.
Jejak karier pegawai yang dinamis, tanpa
dihentikan kecuali tenaga tidak dapat dipakai lagi.
g. Kehidupan
organisasi yang dipisahkan dengan jelas dari kehidupan pribadi.
Budaya
organisasi yang dominan dalam birokrasi di Indonesia adalah budaya paternialisme,
Budaya ini memiliki nilai penting terhadap peranan atasan dalam memberikan
perlindungan terhadap bawahan. Akan tetapi dalam penerapannya para bawahan
memanfaatkan situasi yang ada untuk kepentingannya sendiri. Tidak sedikit para
bawahan memanfaatkan kepercayaan yang sudah diberikan oleh pemimpin untuk
melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme.
Sebagai salah satu contoh kasusnya, sebagai
berikut :
Terungkapnya kasus korupsi gaji Pegawai Negeri
Sipil (PNS) fiktif akibat dari tradisi pemberian hadiah dan ikatan keluarga
dalam budaya masyarakat Kabupaten Lampung Utara. Tradisi yang
mengikat tentang kewajiban seseorang dalam memperhatikan saudara terdekatnya, atau
sesama etniknya Namun dalam pelaksanaan tradisi tersebut memunculkan penyelewengan
yang dimanfaatkan oleh beberapa oknum. Hal tersebut tidak dapat ditolak karena
menurut oknum penolakan diartikan
sebagai pengingkaran terhadap kewajiban tradisional. Dan terjadilah hubungan
kerjasama yang tidak sehat akibat dari upaya untuk memperkaya diri sendiri dan golongannya.
Sekian terima kasih
#kuliahkerendiAdministrasiPublikUMSIDAaja
#BanggaAPumsida